Monday, May 4, 2015

FILOSOFI PENDIDIKAN ISLAM TENTANG MANUSIA DAN PENDIDIKAN



FILOSOFI PENDIDIKAN ISLAM TENTANG MANUSIA DAN PENDIDIKAN
MAKALAH
DIAJUKAN UNTUK  MEMENUHI TUGAS KELOMPOK
PADA MATA KULIAH FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
 





                                                                       
DISUSUN OLEH:KELOMPOK V
M.Fadil
Yumpartika

DOSEN PEMBIMBING:
Bustian,MA

     SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN ) KERINCI    
PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB SEMESTER VI
JURUSAN TARBIYAH
TAHUN AJARAN 2014 / 2015


KATA PENGANTAR
            Bismillahirrahmanirrahim,segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi kami kesempatan dan kesehatan sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini pada mata kuliah “Filsafat Pendidikan Islam” dengan judul “Filosofi Pendidikan Islam Tentang Manusia dan Pendidikan”.walaupun jauh dari sempurna,oleh sebab itu kami meminta maaf atas ketidaksempurnaan makalah ini.
            Makalah ini membahas tentang apa itu manusia dan pendidikan serta hakikat dari keduanya.
            Terima kasih banyak kepada dosen pengampu yang telah memberikan kami kesempatan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini.


                                                                        Tanjung Genting,29 Maret 2015

                                                                        Kelompok V










DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A.Latar Belakang.........................................................................................................1
B.Tujuan......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A.Filosofi Pendidikan Islam Tentang Manusia..................................................................3
      1.  Fitrah Manusia..................................................................................................................6
   2.  Penciptaan Manusia dan implikasinya terhadap pendidikan Islam.................................7
  3.  Kedudukan Manusia Dalam Pendidikan Islam...............................................................8
     B. Filosofi Pendidikan Islam tentang Pendidikan........................................................... 10
  1.  Hakikat Pendidikan........................................................................................................11
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan.............................................................................................................12
B.Kritik dan Saran......................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................13












BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Problematika pendidikan adalah masalah hidup dan kehidupan manusia. Dalam kehidupannya, manusia akan selalu memerlukan pendidikan agar ia mampu mempertahankan hidup atau dapat mencapai kehidupannya agar lebih baik.Sistem pendidikan yang benar-benar mapan dapat diterima secara universal, bentuk nilai-nilai filosofis, serta serasi dengan fitrah manusia dan tatanan masyarakat masih belum ditemui.                           .
            Para filosof dan ilmuwan dituntut untuk mencari jawaban dari beberapa pertanyaan prinsipil, pertanyaan itu, menurut Jacques Maritain, -- sebagaimana dikutip oleh Jalaluddin--, mengarah kepada pemikiran filsafat pendidikan, yaitu siapa manusia, dimana dan kemana manusia akan pergi, apa yang menjadi tujuan hidup manusia, semua hal ini dikaji dalam bentuk penciptaannya.  
            Salah satu tema sentral filsafat pendidikan adalah pembahasan tentang masalah manusia. Hal ini disebabkan karena keterlibatan manusia dalam proses pendidikan sangatlah jelas. Dimana dalam pendidikan, manusia berperan sebagai subjek sekaligus objek pendidikan. Sementara itu dalam dunia pendidikan, pemahaman tentang manusia sangatlah penting, As-Syaibani menyatakan bahwa penentuan sikap dan tanggapan tentang manusia sangat penting dan vital, tanpa sikap dan tanggapan yang jelas, pendidikan akan meraba-raba. Apabila pemahaman tentang manusia tidak jelas, maka berakibat tidak baik pada proses pendidikan itu sendiri.    Persoalan yang kemudian muncul adalah cara pandang atau konsep manusia yang digunakan menentukan konsep-konsep lanjutan pada suatu disiplin ilmu atau aliran tertentu. Begitu juga apabila menelaah pendidikan, maka setiap aliran, teori atau sistem pendidikan berakar pada sebuah pandangan falsafah manusia yang digunakan. Sebagai contoh apa yang terjadi dalam tradisi pendidikan di Barat yang berdasarkan pada filsafat positivistik sehingga pendidikan menjadi bebas nilai. Manusia dalam pendidikan dipandang sebagai objek yang tidak jauh berbeda dengan makhluk hidup lainnya. Perbedaannya hanya dalam fungsi berfikir, kemudian dikatakanlah bahwa manusia adalah binatang yang berfikir (al-insanu al-hayawan an-natiq). Kemudian pemikiran ini melahirkan pandangan dan sikap hidup materialisme. Puncak kepuasan manusia terletak pada pemuasan materi. Materialisme dan sekuler (isme) berjalan seiring dan jalin berkelindan satu sama lain. Kesalahan pemahaman yang telah dilakukan ilmuwan dalam memandang manusia berakibat pada manusia itu sendiri. Karena pada kenyataannya tidak semua kehidupan manusia dapat dirasionalkan.
Pandangan yang bersifat antroposentris ini jauh berbeda dengan pandangan Islam dalam melihat manusia dari segi hakikat jati diri atau substansi manusia. Manusia adalah makhluk yang mempunyai berbagai keistimewaan yang berbeda dengan makhluk lain. Manusia memiliki tiga dimensi, yaitu dimensi jasmani, rohani dan roh.          
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah diatas,maka kami merumuskan masalah yang akan kami bahas sebagai berikut:
1. Bagaimana pandangan Islam tentang manusia?
2. Bagaimana pandangan Islam tentang pendidikan?
3. Bagaimana peran, serta hakikat manusia dan pendidikan dalam pendidikan Islam?
C.Tujuan
1. Sebagai suatu kewajiban untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui peran manusia dan hakikatnya dalam pendidikan Islam
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui peran pendidikan dan hakikatnya dalam pendidikan Islam

















BAB II
PEMBAHASAN
A. Filosofi Pendidikan Islam Tentang Manusia
Manusia adalah makhluk tuhan yang otonom ,pribadi yang bersusun atas kesatuan harmonik jiwa raga dan eksis sebagai individu yang memasyarakat.Manusia lahir dalam keadaan serba misterius .Artinya sangat sulit untuk diketahui mengapa ,bagaimana ,dan untuk apa kelahirannya itu.[1]Berbeda dengan makhluk lain ,manusia mempunyai ciri yang istimewa ,yaitu kemampuan berfikir yang ada dalam satu struktur dengan perasaan dan kehendaknya (atau yang sering disebut makhluk yang berkesadaran.[2]
            Menurut socrates manusia adalah seorang perilaku yang memiliki kemampuan akal budi dan orrganisasi diri.Socrates mencari hakikat manusia,Siapakah manusia?dia menjawab”Manusia adalah jiwa atau batinnya.Jiwa atau batin merupakan faktor pembeda dasariah dan esensial antara manusia dan benda makhluk lainnya.
            Adapun  asal-usul manusia dalam pandangan Islam tidak terlepas dari figur adam sebagai manusia pertama .Adam adalah manusia pertama yang diciptakan Allah SWT di muka bumi dengan segala karakter kemanusiaannya .Al-Qur’an memuliakan manusia sebagai makhluk surgawi,yang sedang dalam perjalanan menuju kehidupan spritual yang suci dan abadi di negeri akhirat.oleh karena itu,kualitas,hakikat,fitrah,kesejatian manusia adalah baik,benar,dan indah.Hal tersebut  melalui proses perjuangan yang sangat berat untuk bisa menyandang prediket seagung itu.
Dalam Islam,manusia itu walaupun secara fisik (mekanis)telah mati-jiwanya tetap hidup.Bahkan,bagi seorang mukmin,kematian adalah lanjutan hidup yang kekal dan abadi.Setiap manusia memiliki pengetahuan karena setiap manusia pernah mengalami sesuatu,dan setiap pengalamannya dapat dijadikan landasan berfikir dan bertindak .Dengan demikian,pada umumnya,manusia memiliki pengetahuan.Akan tetapi,karena manusia memilki pengalaman yang berbeda-beda,tentu dalam menyelesaikan masalahnya,bersumber kepada pengalaman yang beragam,sehingga pengetahuanpun menjadi semakin banyak.
Salah satu pengetahuan manusia bersumber dari pengalaman.Pengalaman merupakan pengetahuan yang sangat berharga.Oleh karena itu,dalam filsafat ada yang berpandangan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan yang utama,dan inilah yang kemudian melahirkan empirisme (salah satu aliran dalam filsafat) yang menekankan peranan pengalaman dalam memperoleh pengetahuan serta pengetahuan itu sendiri,dan mengecilkan peranan akal.  
            Menurut Al-Qur’an,manusia adalah makhluk ciptaan tuhan.Jadi,manusia itu berasal dan datang dari tuhan.Al-Qur’an menyatakan bahwa manusia itu mempunyai unsur jasmani (material).Terdapat beberapa ayat Al-Qur’an yang menyatakan bahwa unsur jasmani merupakan salah satu esensi (hakikat) manusia.[3]
Muhammad Quthb menyatakan bahwa eksistensi manusia ialah jasmani,akal dan ruh;ketiganya menyusun manusia menjadi satu kesatuan.konsekuensinya,pendidikan harus didesain untuk mengembangkan jasmani,akal,dan ruhani manusia.Melalui uraian lain akan jelas pula bahwa unsur ruhani itu merupakan inti manusia ,kualitas ruhani itu akan mewarnai kualitas jasmani dan akal.Dari sinilah kita menyimpulkan bahwa inti program pendidikan menurut islam adalah pengembangan aspek ruhani.    
            Falsafah pendidikan Islam berasal dari falsafah hidup Islam mencakup kebenaran (truth) yang bersifat spekulatif dan praktikal yang menolong untuk menafsirkan tentang manusia, sifat-sifat ilahiyah-Nya, nasib kesudahannya, dan keseluruhan hakikat (reality). Konsep manusia sangat penting artinya di dalam suatu sistem pemikiran dan di dalam kerangka berfikir seorang tokoh intelektual atau pemikir.              
            Penciptaan adalah proses mewujudkan gagasan dalam pernyataan. Penciptaan adalah suatu aktivitas yang sangat menentukan bagi adanya eksistensi. Eksistensi Tuhan sepenuhnya melekat pada penciptaan, karenanya dalam ciptaan Tuhan termuat eksistensi diri Tuhan. Kesempurnaan dan keteraturan serta keseimbangan yang terkandung dalam ciptaan Tuhan adalah merupakan wujud dari kesempurnaan Tuhan. Sedangkan penciptaan bagi manusia adalah aktivitas yang menentukan eksistensinya di dunia ini.           
Dalam Al-Qur’an penciptaan manusia disebutkan dengan memakai kata khalaqa yang artinya menciptakan atau pembentuk. kata “khalaqa” menunjuk pada pengertian menciptakan sesuatu yang baru, tanpa ada contoh terlebih dahulu atau dapat juga menunjuk pada pengertian sesuatu ketentuan atau ukuran yang tepat. Dalam Al-Qur’an manusia disebut dengan berbagai nama antara lain : al-basyar, al-insan, bani adam, al-ins, abdillah dan khalifatullah. Dibawah ini akan diuraikan pengertian manusia dalam berbagai kata dan istilah yang dipakai dalam Al-Qur’an.
a)    Konsep Al-Basyar Manusia dalam konsep al-basyar, dipandang dari pendekatan biologis pada hakikatnya tidak berbeda dengan makhluk lain yang terdiri dari unsur biotik lainnya walaupun strukturnya berbeda.Manusia memerlukan makanan dan mengalami pertumbuhan dan perkembangan dalam mencapai tingkat kematangan dan kedewasaan. Selain itu manusia memerlukan pasangan hidup untuk melanjutkan keturunannya.         
b)   Konsep Al-Insan Manusia sebagai makhluk psikis (al-insan) mempunyai potensi rohani seperti fitrah, kalbu dan akal. Potensi itu menjadikan manusia sebagai makhluk yang mempunyai kedudukan tinggi dan berbeda dengan makhluk lainnya. Apabila manusia tidak menjalankan fungsi psikisnya ia tidak ubahnya seperti binatang bahkan lebih hina. Selain itu manusia termasuk makhluk yang lalai, sehingga sering lupa akan tugas dan tanggung jawabnya. sehingga mengakibatkan manusia terjerumus dalam penderitaan hidup.      
c)    Konsep Al-Nas Manusia adalah makhluk sosial, ia diciptakan sebagai makhluk yang bermasyarakat, yang berawal dari pasangan laki-laki dan wanita, kemudian berkembang biak menjadi suku bangsa untuk saling mengenal. Peranan manusia dititikberatkan pada upaya untuk menciptakan keharmonisan hidup bermasyarakat. Sedangkan masyarakat dalam ruang lingkup yang paling sederhana adalah keluarga, hingga keruang lingkup yang lebih luas yaitu antar negara dan bangsa.
d)   Konsep Bani Adam sebagai Manusia, selaku bani adam dikaitkan dengan gambaran peran Nabi Adam As. saat awal diciptakan. Dikala Adam As akan diciptakan para malaikat seakan mengkhawatirkan kehadiran makhluk ini. Mereka memperkirakan dengan penciptaannya, manusia akan jadi biang kerusakan dan pertumpahan darah. Kemudian terbukti bahwa Adam As bersama istrinya Siti Hawa dikeluarkan karena terjebak hasutan syetan.      Mengacu dari latar belakang penciptaannya, tampak manusia selaku bani Adam memiliki peluang untuk digoda syetan. Namun lebih dari itu konsep Bani Adam dalam bentuk menyeluruh menitikberatkan pada upaya pembinaan hubungan persaudaraan antara sesama manusia. Menyatukan visi bahwa manusia pada hakikatnya berawal dari nenek moyang yang sama, yaitu Nabi Adam As. dengan demikian apapun latar belakang sosial kultural, agama, bangsa dan bahasa harus dihargai dan dimuliakan.
e)    Konsep Khalifatullah,Hakikat penciptaan manusia dimuka bumi salah satunya adalah sebagai khalifatullah. Manusia sebagai khalifah Allah, menjadi wakil Tuhan di muka bumi, yang memegang mandat Tuhan untuk mewujudkan kemakmuran di muka bumi.
Sebagai wakil Tuhan, maka Tuhan telah mengajarkan kepada manusia tentang kebenaran-kebenaran dalam segala ciptaan-Nya, dan melalui pemahaman serta penguasaan terhadap hukum-hukum kebenaran yang terkandung dalam ciptaan-Nya – semua yang ada dalam alam ini – maka manusia dapat menyusun konsep-konsep serta melakukan rekayasa membentuk wujud baru dalam alam kebudayaan.    
     Tugas kekhalifahan pada dasarnya adalah tugas kebudayaan yang berciri kreatif agar selalu dapat menciptakan sesuatu yang baru sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan masyarakat. Manusia dianugerahkan kelebihan dan kemampuan dalam hal pengetahuan konseptual (berfikir), kemampuannya menerima pelajaran tentang nama-nama benda dan kemampuannya menegaskan nama-nama tersebut. Tujuannya adalah untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan hidup dimuka bumi ini.          
f)    Konsep Abdillah ,Kata ábd disamping mempunyai arti budak, dalam pengertian negatif, ia juga mengandung pengertian yang positif, yaitu dalam hubungan antara manusia dengan penciptanya. Seorang hamba Tuhan artinya orang yang taat dan patuh terhadap perintah-Nya. Kata ‘abid dalam Al-Qur’an dipakai untuk menyebut semua manusia dan jin. Kata “ibadah” diartikan sebagai sesuatu kegiatan penyembahan, atau pengabdian kepada Allah. dalam pengertian sempit, kata ibadah hanya menunjuk pada segala aktifitas pengabdian yang sudah digariskan oleh syariat Islam, baik bentuknya, caranya, waktunya serta syarat dan rukunnya. 
     Sedang dalam pengertian luas, ibadah tidak hanya terbatas pada hal-hal yang disebutkan diatas, namun mencakup segala aktivitas pengabdian yang ditujukan kepada Allah semata. Ibadah dalam Islam lebih merupakan amal saleh dan latihan spiritual yang berakar dan diikat oleh makna yang hakiki dan bersumber dari fitrah manusia. Dapat disimpulkan, bahwa hakikat penciptaan manusia dimuka bumi sebagai khalifah Allah dan juga sebagai ‘abd Allah, bukanlah dua hal yang bertentangan, tetapi merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Kekhalifahannya adalah realisasi dari pengabdiannya kepada Tuhan yang menciptakannya. Kedudukan manusia sebagai khalifah dan ‘abd pada dasarnya merupakan kesatuan pembentuk kebudayaan. Kebudayaan dibentuk oleh adanya pemikiran terhadap alam sekitarnya dan pemahaman terhadap hukum-hukumnya yang kemudian diwujudkan dalam tindakan.           
     1.  Fitrah Manusia
                          Kata “fitrah” berasal dari kata kerja (fi’il) فطر yang berarti “menjadikan”. Secara etimologis fitrah berarti : kejadian, sifat semula jadi, potensi dasar, kesucian. Didalam kamus munjid ditemukan bahwa fitrah mempunyai arti yaitu sifat yang menyifati segala yang ada pada saat selesai di ciptakan.   
            Menurut Islam pengembangan fitrah secara sempurna adalah salah satu aspek utama tujuan pendidikan Islam. Perkembangan spiritual (ruh), kebebasan kemauan dan akal (‘aql) adalah aspek-aspek lain yang perlu dikembangkan disamping perkembangan jasmani dan ruhani.Diantara tujuan-tujuan khusus yang mungkin dapat diambil adalah menanamkan iman yang kuat kepada Allah pada diri peserta didik, perasaan dan semangat keagamaan dan akhlak pada diri dan menyuburkan hati mereka dengan rasa cinta, zikir, takwa, dan takut kepada Allah.  
            Para ulama telah memberikan berbagai interpretasi tentang fitrah. Muzayyin menyimpulkan bahwa fitrah adalah suatu kemampuan dasar berkembang menusia yang dianugerahkan Allah kepadanya. Didalamnya terkandung berbagai komponen psikologis yang satu sama lain saling berkaitan dan saling menyempurnakan bagi hidup manusia.
Salah satu fitrah di antara sekian banyak jenis fitrah adalah fitrah beragama. Dengan fitrah beragama itu manusia menerima Allah sebagai Tuhannya; atau dengan kata lain manusia dari asal kejadiannya mempunyai kecenderungan beragama, sebab agama itu sebagian dari fitrahnya.
     2.  Penciptaan Manusia dan implikasinya terhadap pendidikan Islam  
            Apabila dilihat dari proses kejadian manusia secara khusus, maka nuthfah merupakan titik awal yang terus berproses menjadi manusia sempurna (kejadiannya) secara fisik/materi. M. Quraish Shihab sewaktu menyitir ayat Al-Mu’minun ayat 12-14, beliau menyimpulkan bahwa proses kejadian manusia secara fisik/ materi ada lima tahap, yaitu
(1) Nuthfah;
(2) ‘Alaqah ;
(3) Mudlghah Atau Pembentuk Organ-Organ Penting ;
(4) ‘Idham (Tulang); Dan
(5) Lahm (Daging).    
            Menurut Muhaimin, dalam proses kejadian manusia dapat ditemukan nilai-nilai pendidikan yang perlu dikembangkan dalam proses pendidikan Islam, yaitu :
a)    Salah satu cara yang ditempuh oleh Al-Qur’an dalam menghantarkan manusia untuk menghayati petunjuk-petunjuk Allah ialah dengan cara memperkenalkan jati diri manusia itu sendiri, bagaimana asal kejadiannya, darimana datangnya dan bagaimana ia hidup. Hal ini sangat perlu untuk diingatkan kepada manusia melalui proses pendidikan, sebab gelombang hidup dan kehidupan seringkali menyebabkan manusia lupa diri.          
b)   Ayat-ayat yang berkaitan dengan penciptaan secara implisit mengungkapkan pula kehebatan, kebesaran dan keagungan Allah Swt. dalam menciptakan manusia. Pendidikan dalam Islam antara lain diarahkan kepada peningkatan iman, pengembangan wawasan atau pemahaman serta penghayatan secara mendalam terhadap tanda-tanda keagungan dan kebesaran Allah sebagai Sang Khaliq.       
c)    Proses kejadian manusia dalam Al-Qur’an melalui dua proses dengan enam tahap, yaitu proses fisik/materi/jasadi (dengan lima tahap),dan proses non fisik/immateri dengan satu tahap tersendiri yaitu tahap penghembusan/peniupan roh pada diri manusia oleh Tuhan. Pada saat itu manusia memiliki berbagai potensi, fitrah, hikmah yang hebat dan unik, baik lahir dan batin. Untuk itu pendidikan dalam Islam, antara lain diarahkan kepada pengembangan jasmani dan rohani secara harmonis, serta pengembangan fitrah manusia secara terpadu dan holistik.
d)   Proses kejadian manusia yang tertuang dalam Al-Qur’an ternyata semakin diperkuat oleh penemuan-penemuan ilmiah, sehingga memperkuat keyakinan manusia akan kebenaran Al-Qur’an sebagai wahyu dari Allah Swt, bukan buatan atau ciptaan Nabi Muhammad Saw. Maka dengan hal ini pendidikan dalam Islam antara lain diarahkan kepada pengembangan semangat ilmiah untuk mencari dan menemukan kebenaran ayat-ayat-Nya.    
      Menurut Muhaimin, implikasinya terhadap fungsi pendidikan Islam, antara lain untuk membimbing dan mengarahkan manusia agar mampu mengemban amanah dari Allah, yaitu menjalankan tugas-tugas hidupnya di muka bumi, baik sebagai ‘abdullah (hamba yang harus selalu tunduk dan taat terhadap segala peraturan dan kehendak-Nya serta mengabdi hanya kepada-Nya), maupun sebagai ,khalifatullah , yang menyangkut pelaksanaan tugas kekhalifahan terhadap diri sendiri, dalam keluarga, dalam masyarakat, dan tugas kekhalifahan terhadap alam.
3.Kedudukan Manusia Dalam Pendidikan Islam
Lalu, bagaimana kedudukan manusia dan ilmu pengetahuan dalam perspektif pendidikan Islam.Ada 9 unsur yang amat penting yang senantiasa melekat dalam kaitannya dengan eksistensi manusia dengan ilmu pengetahuan ,yaitu sebagai berikut:
1.      Manusia adalah makhluk yang paling sempurna
2.      Kesempurnaan manusia berada pada jasmani dan rohaninya
3.      Ciri utama manusia yang sempurna adalah makhluk yang berfikir
4.      Akal dapat membedakan baik dan buruk
5.      Akal adalah alat utama agar manusia dapat mempertahankan kehidupannya
6.      Akal memproduk ilmu pengetahuan atas berbagai sumber ,misalnya dari penginderaan,pengalaman,pengamatan,dan sebagainya
7.      Manusia dengan akalnya dapat menciptakan pengetahuan yang bermanfaat sekaligus dapat merusak tatanan kehidupan
8.      Islam memberikan sistem etika yang baik dan benar agar manusia senantiasa mengembangkan peranan akalnya dengan nilai-nilai yang diridhai Allah
9.      Manusia yang tidak berakal adalah manusia yang telah rusak unsur saraf otaknya atau ia merusak kehidupan dengan akalnya karena memanfaatkan akal tanpa nilai-nilai ilahiyyah dan rubbubiyyah
Ilmu pengetahuan adalah kebutuhan mutlak manusia.Ilmu adalah bekal yang diperlukan untuk mempertahankan dan meningkatkan derajat kemanusiaan.Manusia membutuhkan ilmu pengetahuan untuk menjangkau kehidupan duniawi dan ukhrawinya.Ilmu digapai manusia untuk mendapatkan kebenaran.
Posisi ilmu dalam islam sangat sentral.Viitalis serta keilmuan ilmu terungkap dalam sanjungan dan kehormatan yang diberikan kepada para ilmuwan,tersirat dalam wahyu pertama yang diterima Rasulullah SAW.manusia mempunyai beberapa sifat yang melekat pada dirinya disebutkan Allah dalam Al-Qur’an ,diantaranya:
1.      Makhluk yang melampaui batas (Q.S Yunus:12)
2.      Manusia memiliki potensi beriman kepada Allah .Sebab,sebelum roh (ciptaan)Allah dipertemukan dengan jasad pada rahim ibunya,roh yang berada di alam gaib itu ditanya Allah,sebagaimana tertera dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf:172
3.      Manusia diciptakan Allah untuk mengabdi kepada-Nya dalam Q.S. Az-Zariyat:56
4.      Manusia diciptakan tuhan untuk menjadi khalifah-Nya dibumi .ini tertera dalam Q.S. Al-Baqarah:30
5.      Disamping akal ,manusia dilengkapi dengan perasaan dan kemauan atau kehendak.dijelaskan dalam Q.S. Al-Kahf:29
6.      Secara individual ,manusia bertanggung jawab atas segala perbuatannya.Hal ini dinyatakan oleh Allah dalam Al-Qur’an:surat At-Tur:21
7.      Manusia diciptakan Allah denghan akhlak yang sempurna.Berakhlak adalah ciri utama manusia dibanding makhluk lain.Artinya,manusia adalah makhluk yang diberikan Allah kemampuan untuk membedakan yang baik dengan yang buruk .Dalam Islam,kedudukan akhlak sangat penting,ia menjadi komponen ketiga dalam islam.kedudukan ini dapat dilihat dalam sunnah,yang menyatakan bahwa beliau diutus hanya untuk menyempurnakan akhlakmanusia yang mulia.[4]

B. Filosofi Pendidikan Islam tentang Pendidikan
Pendidikan berasal dari kata didik,artinya bina ,pendidikan secara terminologis pendidikan adalah suatu aktivitas untuk mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia yang berjalan seumur hidup .Makna pendidikan yang lebih hakiki lagi adalah pembinaan akhlak manusia guna memilki kecerdasan membangun kebudayaan masyarakat yang lebih baik dan mampu meningkatkan kesejahteraan hidupnya.[5]Secara garis besar melalui pendekatan historis sosiologis, pendidikan Islam dapat ditinjau dari dua segi, yaitu dari sudut pandang masyarakat dan dari sudut pandang individu. Masyarakat memandang pendidikan sebagai pewarisan kebudayaan atau nilai-nilai budaya baik yang bersifat intelektual, keterampilan, dan keahlian dari generasi sebelumnya kepada generasi sekarang agar masyarakat tersebut terpelihara kelangsungan hidupnya atau tetap memelihara kepribadiannya. Adapun dari segi individu pendidikan berarti upaya pengembangan potensi-potensi yang dimiliki individu yang masih terpendam agar teraktualisasikan secara kongkret, sehingga hasilnya bisa dinikmati individu dan masyarakat Pendidikan Islam harus dapat melihat kedudukan manusia sebagai subjek didik yang memilki potensi untuk diberdayakan dan dikembangkan .Artinya Pendidikan merupakan proses humanisasi dengan menghargai segala potensi yang dimiliki manusia.Proses humanisasi dalam pendidikan,dimaksudkan sebagai upayamengembangkan manusia sebagai makhluk hidup yang tumbuh dan berkembang dengan segala potensi yang ada padanya.
            Proses pendidikan berusaha untuk melatih sensibilitas manusia (peserta didik)sedemikian rupa ,sehingga perilaku mereka terhadap kehidupan ,langkah-langkah dan keputusan ,serta p[endekatan terhadap semua ilmu pengetahuan diatur dan didasarkan kepada nilai-nilai etika Islam.Artinya,proses pendidikan Islam akan menghasilkan manusia yang beramal ilahiyah dan berilmu ilahiah sebagai manusia yang unggul (insan kamil).[6]
            Pendidikan itu mempunyai fungsi ganda. Pada satu sisi pendidikan berfungsi untuk memindahkan nilai-nilai menuju pemilikan nilai (internalisasi atau personalisasi) untuk memelihara kelangsungan hidup (survive) suatu masyarakat dan peradaban, pada sisi yang lain pendidikan berfungsi untuk mengaktualisasikan fitrah manusia agar dapat hidup secara optimal, baik sebagai individu maupun anggota masyarakat, serta mampu memikul tanggung jawab atas segala perbuatannya sehingga memperoleh kebahagiaan dan kehidupan yang sempurna. Pendidikan Islam sebagai suatu proses spiritual, akhlaq, dan sosial sudah barang tentu berusaha membimbing manusia dan memberinya nilai-nilai prinsip dan teladan ideal dalam kehidupan yang bertujuan mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat.
1.Hakikat Pendidikan
            Hakikat pendidikan menjangkau 4 hal yang sangat mendasar ,yaitu sebagai berikut:
a.       Pendidikan pada hakikatnya adalah proses pembinaan akal manusia yang merupakan potensi utama dari manusia sebagai makhluk yang berfikir.Dengan pembinaan olah fikir,manusia diharapkan semakin meningkat kecerdasannya dan meningkat pula kedewasaan berfikirnya,terutama memiliki kecerdasan dalam memecahkan permasalahan dalam kehidupannya;
b.      Pendidikan pada hakikatnya adalah pelatihan keterampilan setelah manusia memperoleh ilmu pengetahuan yang memadai dari hasil olah fikirnya.keterampilan yang dimaksudkan adalah suatu objek tertentu yang membantu kehidupan manusia karena dengan keterampilan tersebut,manusia mencari rezeki dan mempertahankan kehidupannya;
c.       Pendidikan dilakukan dilembaga formal dan non formal,sebagaimana dilaksanakan disekolah,keluarga,dan lingkungan masyarakat;
d.      Pendidikan bertujuan mewujudkan masyarakat yang memiliki kebudayaan dan peradaban yang tinggi dengan indikator utama adanya peningkatan kecerdasan intelektual masyarakat ,etika dan moral masyarakat yang baik dan berwibawa serta terbentuknya kepribadian yang luhur.
Hakikat pendidikan dalam Islam adalah kewajiban mutlaq yang dibebankan kepada semua umat Islam,bahkan kewajiban pendidikan atau mencari Ilmu dimulai semenjak bayi dalam kandungan hingga masuk ke liang lahat.
Pendidikan Agama menjadi bagian utama dalam pendidikan Islam (Zuhairini dkk,2004:152).Oleh sebab itu,hakikat pendidikan Islam dapat diartikan secara praktis sebagai hakikat pengajaran Al-Qur’an dan As-Sunnah.Berdasarkan firman Allah SWT dalam surat Asy-Syuara ayat 52 yang menjelaskan bahwa Al-Qur’an adalah cahaya yang memeberi petunjuk kehidupan .Dengan demikian ,hakikat pendidikan Islam adalah upaya tanpa putus asa untuk menggali hidayah yang terkandung dalam Al-Qur’an.[7]




BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
            Pendidikan dan manusia selamanya tak kan pernah terpisah dan hilang dalam peradaban manapun dan kapan pun. Oleh karenanya diskursus mengeni keduanya merupakan sebuah kemestian untuk terus dikaji dan ditelaah secara komprehensif sehingga menciptakan keserasian ketika antara keduanya saling berinteraksi dalam dinamikanya. Pendidikan Islam jika dilihat sebagai suatu metode dan tujuan yaitu untuk mengenal dan mengembangkan fitrah manusia sebagai khalifatullah fi al-ard sudah selayaknya akan selalu mencerna semua perubahan disetiap peradaban yang terdapat dalam masa dan tempat yang berbeda.           
            Konsep manusia dalam pandangan Islam terdiri dari berbagai konsep-konsep dasar meliputi konsep khalifah Allah di muka bumi yang mengandung potensi seperti fitrah manusia, roh disamping pemenuhan kebutuhan jasmani, kebebasan kemauan manusia dan potensi akal pikiran. Adapun mengenai implikasi konsep manusia, pada intinya pendidikan Islam dalam tujuan akhirnya (ultimate aim) adalah pembentukan pribadi khalifah bagi anak didik yang ciri-cirinya terkandung dalam konsep ibadah dan amanah yaitu memiliki fitrah, roh disamping badan, kemauan yang bebas, dan akal. Dengan kata lain tugas pendidikan adalah mengembangkan keempat aspek ini pada manusia agar ia dapat menempati kedudukan sebagai khalifah.         
            Pendidikan dalam Islam tidak semata-mata pencarian keilmuan yang bersifat positivistik an sich, lebih dari itu sebuah pendidikan merupakan aktifitas ibadah dalam pembangunan akhlaq al-karimah yang mendorong manusia untuk bisa menempuh kehidupan yang bertauhid dan sesuai dengan norma-norma Islam. Oleh karena itu pendidikan dalam Islam bukan merupakan suatu tujuan akan tetapi suatu metode yang bertujuan untuk kebenaran (haq) dan kebahagiaan manusia itu sendiri.
B.Kritik Dan Saran
            Dari pembahasan diatas,tentunya makalah kelompok empat ini tidak luput dari kesalahan ,maka untuk itu kelompok empat menerima berbagai kritikan dan saran untuk perbaikan pembuatan makalah selanjutnya atau makalah pembahasan yang lainnya.





DAFTAR PUSTAKA

Kamaludin,Undang Ahmad,Filsafat Manusia (Sebuah Perbandungan Antara Islam Dan Barat),(Bandung:Pustaka Setia,2012)
Basri,Hasan,Filsafat Pendidikan Islam(Bandung :Pustaka Setia,2009)
Tafsir,Ahmad,Filsafat Pendidikan Islami,(Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2008)


[1] Undang Ahmad Kamaludin,Filsafat Manusia (Sebuah Perbandungan Antara Islam Dan Barat)(Bandung:Pustaka Setia,2012),Hlm.13
[2] Ibid,Hlm.15
[3] Ahmad Tafsir,Filsafat Pendidikan Islami,(Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2008)Hlm.14-16
[4] Ibid ,Hlm.168-171
[5]     Hasan Basri,Filsafat Pendidikan Islam(Bandung :Pustaka Setia,2009)Hlm.53-54
[6] Undang Ahmad Kamaludin,Filsafat Manusia (Sebuah Perbandungan Antara Islam Dan Barat),(Bandung:Pustaka Setia,2012),Hlm.242

[7] Opcit,Hlm.55-57

No comments:

Post a Comment